Black lives matter.
We stand in solidarity with the Black community.
Racism is unacceptable.
It conflicts with the core values of the Kubernetes project and our community does not tolerate it.
We stand in solidarity with the Black community.
Racism is unacceptable.
It conflicts with the core values of the Kubernetes project and our community does not tolerate it.
Kamu dapat menggunakan fitur anotasi dari Kubernetes untuk menempelkan sembarang metadata tanpa identitas pada suatu objek. Klien, seperti perangkat dan library, dapat memperoleh metadata tersebut.
Kamu dapat menggunakan label maupun anotasi untuk menempelkan metadata pada suatu objek Kubernetes. Label dapat digunakan untuk memilih objek dan mencari sekumpulan objek yang memenuhi kondisi tertentu. Sebaliknya, anotasi tidak digunakan untuk mengenali atau memilih objek. Metadata dalam sebuah anotasi bisa berukuran kecil atau besar, terstruktur atau tidak terstruktur, dan dapat berisikan karakter-karakter yang tidak diperbolehkan oleh label.
Anotasi, seperti label, merupakan pemetaan key/value:
"metadata": {
"annotations": {
"key1" : "value1",
"key2" : "value2"
}
}
Berikut merupakan beberapa contoh informasi yang dapat dicatat dengan menggunakan anotasi:
Field-field yang dikelola secara deklaratif oleh layer konfigurasi. Menempelkan field-field tersebut sebagai anotasi membedakan mereka dari nilai default yang ditetapkan oleh klien ataupun server, dari field-field yang otomatis di-generate, serta dari field-field yang ditetapkan oleh sistem auto-sizing atau auto-scaling.
Informasi mengenai build, rilis, atau image, seperti timestamp, rilis ID, git branch, nomor PR, hash suatu image, dan alamat registri.
Penanda untuk logging, monitoring, analytics, ataupun repositori audit.
Informasi mengenai library klien atau perangkat yang dapat digunakan untuk debugging: misalnya, informasi nama, versi, dan build.
Informasi yang berhubungan dengan pengguna atau perangkat/sistem, seperti URL objek yang terkait dengan komponen dari ekosistem lain.
Metadata untuk perangkat rollout yang ringan (lightweight): contohnya, untuk konfigurasi atau penanda (checkpoint).
Nomor telepon atau pager dari orang yang bertanggung jawab, atau entri direktori yang berisi informasi lebih lanjut, seperti website sebuah tim.
Arahan dari pengguna (end-user) untuk melakukan implementasi, perubahan perilaku, ataupun untuk interaksi dengan fitur-fitur non-standar.
Tanpa menggunakan anotasi, kamu dapat saja menyimpan informasi-informasi dengan tipe di atas pada suatu basis data atau direktori eksternal, namun hal ini sangat mempersulit pembuatan library klien dan perangkat yang bisa digunakan sama-sama (shared) untuk melakukan deploy, pengelolaan, introspeksi, dan semacamnya.
Anotasi merupakan key/value pair. Key dari sebuah anotasi yang valid memiliki dua segmen: segmen prefiks yang opsional dan segmen nama, dipisahkan
oleh sebuah garis miring (/
). Segmen nama bersifat wajib dan harus terdiri dari 63 karakter atau kurang, dimulai dan diakhiri dengan karakter alfanumerik ([a-z0-9A-Z]
) dengan tanda minus (-
), garis bawah (_
), titik (.
), dan alfanumerik di tengahnya. Jika terdapat prefiks,
prefiks haruslah berupa subdomain DNS: urutan dari label DNS yang dipisahkan oleh titik (.
), totalnya tidak melebihi 253 karakter,
diikuti dengan garis miring (/
).
Jika tidak terdapat prefiks, maka key dari anotasi diasumsikan hanya bisa dilihat oleh pengguna (privat). Komponen sistem otomasi
(seperti kube-scheduler
, kube-controller-manager
, kube-apiserver
, kubectl
, ataupun otomasi pihak ketiga) yang menambahkan anotasi
pada objek-objek pengguna harus memiliki sebuah prefiks.
Prefiks kubernetes.io/
dan k8s.io/
merupakan reservasi dari komponen inti Kubernetes.
Pelajari lebih lanjut tentang Label dan Selektor.